Kontribusi Teknologi Pendidikan dalam Pembangunan Pendidikan
Teknologi merupakan bagian integral dalam setiap budaya. Semakin maju suatu budaya, semakin banyak dan canggih teknologi yang digunakan, dimana teknologi merupakan sistem yang diciptakan oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu, yang pada intinya mempermudah manusia dalam memperingan usahanya, meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada
Teknologi merupakan bagian integral dalam setiap budaya. Semakin maju suatu budaya, semakin banyak dan canggih teknologi yang digunakan, dimana teknologi merupakan sistem yang diciptakan oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu, yang pada intinya mempermudah manusia dalam memperingan usahanya, meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada
Setiap teknologi, tidak terkecuali teknologi pendidikan
merupakan sebuah proses untuk menghasilkan nilai tambah, sebagai produk atau
piranti untuk dapat digunakan dalam aneka keperluan dan sebagai sistem yang
terdiri atas komponen-komponen yang saling berkaitan untuk suatu tujuan
tertentu.
Teknologi pendidikan telah berkembang sebagai suatu disiplin
ilmu yang berdiri sendiri. Perkembangan tersebut dilandasi oleh sarangkaian
kaidah atau dasar yang dijadikan patokan kebenaran, yakni ontology atau rumusan
tentang objek formal atau pokok telaah yang merupakan gejala pengamatan yang
tidak digarap oleh bidang telaah lain ; epistemology yaitu usaha atau prinsip
intelektual untuk memperoleh kebenaran dalam pokok telaah yang telah ditentukan
; dan aksiologi atau nilai-nilai yang menentukan kegunaan dari pokok telaah
yang telah ditentukan, yang mempersoalkan nilai moral atau etika dan nilai seni
dan keindahan atau estetika.
Teknologi pendidikan sebagai disiplin keilmuan berpegangan pada
serangkaian postulat sebagai berikut :
1.
Lingkungan senantiasa berubah. Perubahan itu ada yang
direkayasa, ada yang dapat diperkirakan.
2.
Jumlah penduduk semakin bertambah, meskipun dengan prosentase
yang mengecil. Mereka semua perlu belajar dimana saja, kapan saja, dan
berlangsung sepanjang hayat.
3.
Sumber-sumber tradisional semakin terbatas, sehingga harus
dimanfaatkan sebaik dan seoptimal mungkin termasuk pencarian sumber baru.
4.
Adalah hak setiap pribadi untuk dapat berkembang semaksimal
mungkin selaras dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan
5.
Masyarakat berbudaya teknologi, yakni teknologi merupakan bagian
yang tertanam dan tumbuh dalam setiap masyarakat dengan kadar yang berbeda.
Objek formal teknologi pendidikan adalah belajar pada manusia.
Belajar itu sendiri dapat diartikan sebagai perubahan pada diri seseorang atau
lembaga yang relative menetap dan berkembang dalam pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang disebabkan karena pemikiran dan pengalaman.
Berdasarkan postulat di atas, diketahui ada serangkaian gejala
belajar yang belum tergarap secara baik, yakni :
1.
Adanya sejumlah besar orang yang belum terpenuhi kesempatan
belajarnya
2.
Adanya berbagai sumber belajar baik yang terlah tersedia maupun
yang dapat direkayasa, tetapi belum dapat dimanfaatkan dengan baik untuk
keperluan belajar.
3.
Diperlukan adanya suatu usaha khusus yang terarah dan terencana
untuk menggarap sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar
setiap orang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan.
4.
Diperlukan adanya pengelolaan atas kegiatan khusus dalam
mengembangkan dan memanfaatkan sumber untuk belajar tersebut secara efektif,
efisien, dan selaras.
Usaha khusus yang terarah dan terencana bukan sekedar menambah
apa yang kurang, melainkan diperlukan pendekatan-pendekatan dalam merancang,
mengembangkan, mendayagunakan, mengelola, menilai, meneliti proses, sumber dan
sistem belajar pada manusia, yakni :
1.
Pendekatan isomeristik berupa penggabungan berbagai
kajian/bidang keilmuan ke dalam suatu bulatan tersendiri.
2.
Pendekatan sistematik dengan memandang sesuatu secara menyeluruh
serta berurutan dan terarah dalam memecahkan masalah.
3.
Pendekatan sinergistik yang menjamin adanya nilai tambah
keseluruhan kegiatan dibandingkan dengan bila kegiatan itu dilaksanakan
sendiri-sendiri.
4.
Pendekatan efektifitas dengan menjalankan sumber yang sengaja
dikembangkan denga sumber daya yang ada.
5.
Pendekatan produktifitas dengan memberikan masukan tambahan atau
masukan baru menggantikan yang lama dengan hasil yang meningkat.
6.
Pendekatan inovatif dengan mengkaji permasalahan secara holistic
dan kemudian menjawab jawaban baru yang belum ada sebelumnya
Berdasarkan pendekatan tersebut, maka teknologi pendidikan tidak
hanya membantu memecahkan masalah belajar dalam konteks sekolah, namun dalam
seluruh konteks kehidupan masyarakat dengan mengembangkan atau menggunakan
berbagai sumber. Belajar tidak hanya dalam konteks sekolah, tetapi dalam
seluruh konteks masyarakat, maka teknologi pendidikan beroperasi dimana belajar
itu diperlukan, baik oleh perorangan, kelompok, maupun organisasi.
Kontribusi teknologi pendidikan dalam pembaharuan sistem
pendidikan dan pembelajaran dapat dibedakan menjadi lima kategori, yakni :
1.
Penyediaan tenaga profesi yang kompeten untuk memecahkan masalah
belajar.
2.
Pengintegrasian konsep, prinsip dan prosedur dalam sistem
pendidikan
3.
Pengembangan sistem belajar pembelajaran yang inovatif
4.
Penggunaan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses belajar
mengajar.
5.
Peningkatan kinerja organisasi dan sumber daya manusia agar
lebih produktif.
Pasca pengesahan UU Sisdiknas Nomor. 20 Tahun 2003 terjadi
perubahan besar dalam konteks pengelolaan proses pendidikan di Indonesia. Dalam
UU tersebut tidak lagi dikenal istilah pengajaran melainkan pembelajaran.
Istilah dan konsep pembelajaran telah diciptakan dan digunakan dalam kalangan
teknologi pendidikan sejak tahun 1978.
Penggunaan istilah pembelajaran menggantikan pengajaran mengacu
pada terciptanya kondisi yang memungkinkan setiap orang berkembang potensinya
secara optimal, dengan dikembangkan dan dimanfaatkannya berbagai strategi dan
sumber belajar. Selain itu pada konsep pembelajaran guru lebih bersifat
fasilitator yang membuat siswa belajar sendiri dengan mewujudkan “student
center”, sehingga diharapkan setiap siswa maupun guru dapat senantiasa belajar
dan menemukan sendiri ataupun atas bantuan orang lain konsep-konsep yang
dipelajari.
Selain itu, fungsi teknologi pendidikan dalam pembelajaran salah
satunya adalah penyediaan dan pengorganisasian sumber belajar. Sumber belajar
merupakan asal yang mendukung terjadinya belajar, mencakup orang, isi, pesan,
media, alat, teknik, dan latar lingkungan yang mengandung informasi dan
dirancang atau dimanfaatkan untuk memfasilitasi seseorang belajar, sehingga
memungkinkan peserta didik dapat belajar secara mandiri.
Penetapan standar proses sebagai salah satu standar nasional
pendidikan, dapat dikatakan merupakan salah implementasi dari konsep teknologi
pendidikan sebagai proses untuk memperoleh nilai tambah. Demikian pula konsep
tentang sumber belajar, pendidikan terbuka daan multi makna, menajemen berbasis
sekolah, pendidikan jarak jauh, merupakan salah satu kontribusi dari teknologi
pendidikan.
Kaitannya dengan penyediaan tenaga profesi baik akademisi maupun
praktisi, telah menyebar di dalam maupun keluar lingkungan pendidikan, yaitu
lembaga pelatihan, lembaga pemerintahan, lembaga masyarakat, lembaga media
massa, serta lembaga atau organisasi bisnis dan industri yang berniat menjadi
organisasi belajar. Mereka berkarya dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan
dengan belajar, seperti merancang pembelajaran, artis grafis, ahli media, ahli
evaluasi, pemograman computer, dan lain sebagainya.
Kontribusi lain yang berupa kegiatan terwujud dengan tumbuh dan
berkembangnya pola pendidikan dan pembelajaran. Program aplikasi teknologi
pendidikan sekarang sudah menyebar bahkan sudah melembaga. Hal ini terjadi
karena banyaknya tenaga yang terdidik dalam bidang teknologi pendidikan
dan banyaknya penerapan teknologi pendidikan yang terintegrasi dalam kegiatan
pendidikan atau pembelajaran yang akhirnya menjadi suatu bagian yang integral
dalam system pendidikan.
Perkembangan terkini system pendidikan dan pembelajaran
mempunyai implikasi yang banyak, jauh dan menyeluruh dalam penyelenggaraan
pendidikan, sehingga diperlukan penyelenggaraan pendidikan dengan semangat
reformatif, dengan melakukan tindakan lain yang berbeda berdasarkan pola pikir
yang sesuai dengan perkembangan lingkungan..
Teknologi Pendidikan sebagai salah satu disiplin ilmu telah
memberikan kontribusinya dalam pembangunan pendidikan. Diharapkan dengan adanya
kontribusi teknologi pendidikan dalam pelaksanaan pendidikan ini, akan
berpengaruh terhadap upaya penyesuaian pendidikan dengan perkembangan terkini,
yang pada akhirnya akan membantu dalam upaya mencapai tujuan pendidikan,
melalui komitmen sungguh-sungguh dari para teknolog pendidikan.